26/12/12

Film Pendek ‘Bermula Dari A’ Karya BW Purba Negara Memenangkan Penghargaan Best Short Film Hanoi International Film Festival 2012

BPMF - Untuk kesekian kalinya film pendek berjudul Bermula Dari A yang dibuat oeh sekelompok anak muda dari Yogyakarta di bawah payung Limaenam Films mendapat apresiasi oleh publik Internasional. Kali ini Bermula dari A mencuri perhatian publik di 2nd Hanoi International Film Festival dengan memenangkan kategori best short film. Pada festival yang berlangsung dari tanggal 25-29 November 2012 di Hanoi, Vietnam ini Bermula dari A berkompetisi dengan nominator lain yaitu 14 film pendek dari berbagai negara di wilayah Asia Pasifik.  

14/12/12

Selamat Jalan, Pak!

Canggih Gumanky Farunik

Cuk Ananta Wijaya (20 Februari 1961 - 04 Desember 2012)

Ada sesuatu yang unik di mata kuliah Bahasa Inggris Filsafat. Berbeda dengan beberapa dosen di Fakultas Filsafat, seorang dosen pengampu mata kuliah Bahasa Inggris Filsafat, terkenal sangat nyentrik. Sebelum kuliah dimulai, beliau sudah datang lebih dahulu, menunggu mahasiswa datang sambil menghisap rokok yang beraroma khas, diiringi lagu Westlife. Saya lupa lagu yang mana, tetapi saya merasa tidak biasa melihat pemandangan tersebut. ketika merasa sudah tepat waktu kuliah akan dimulai, beliau mematikan rokoknya dan memperkenalkan diri, namanya Cuk Ananta Wijaya. Sebuah nama yang unik. Beliau pernah menyebutkan arti namanya, yaitu ‘kemenangan abadi’, meskipun saya tidak mengetahui arti dari kata ‘Cuk’, dan beliau juga tidak memberikan tanda-tanda bahwa nama itu memang diartikan. 

10/10/12

Jaminan Pengakuan Internasional Sang Dekan



BPMF - Dr. Mukhtasar Syamsuddin kembali menjabat sebagai dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada untuk periode 2012-2016, setelah menyisihkan dua pesaingnya; Dr. Rizal Mustansyir dan Prof. Joko Siswanto dalam pemilihan dekan Rabu (29/8).

Pada putaran pertama, Dr. Mukhtasar Syamsuddin meraup 19 suara. Sementara  Prof. Joko Siswanto meraih 14 suara dan Dr. Rizal Mustansyir memperoleh  11 suara. Dengan  hasil tersebut, Dr. Mukhtasar Syamsuddin dan Prof. Joko Siswanto berhak mengikuti pemilihan tahap kedua.

Pemilihan pun harus berlanjut pada putaran ketiga karena putaran kedua berakhir dengan hasil imbang yakni 22:22. Akhirnya, Dr. Mukhtasar Syamsuddin berhasil unggul dari Prof. Joko Siswanto pada putaran tiga dengan selisih 2 suara yaitu 23:21.

Bagaimana visi dan misi selama kepemimpinan keduanya? Dr. Mukhtasar Syamsuddin menerima Amir Fawwaz, Eva Hudaeva, dan fotografer Fajar Prasetyo dari Pijar untuk wawancara pada rabu (12/9). Berikut kutipannya:

Ironi Dunia Akademis Indonesia



Amir Fawwaz

Kehadiran Indonesianis, sebutan bagi “bule” yang meneliti Indonesia, memiliki pengaruh dan sumbangan besar terhadap perkembangan khasanah pemikiran dan keilmuan di Indonesia. Dari tangan mereka lahir karya-karya luar biasa tentang Indonesia. Sebut saja, Imagined Communities-nya Ben Anderson, buku Abangan, Santri, Pryayi milik Clifford Geertz dan Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia karya George McTurnan Kahin.

07/10/12

Diantara Dua Pilihan


Beni Satryo

Filsafat adalah induk dari segala macam ilmu. Artinya, ilmu yang sudah mapan saat ini adalah perkembangan dari sebuah filsafat. Ilmu hitung, misalnya, merupakan perkembangan dari logika sederhana. Filsafat meletakkan sebuah dasar teoritis untuk dikembangkan ke dalam wilayah yang lebih praktis, supaya ilmu tersebut berguna bagi kehidupan manusia. Ada sebuah ungkapan yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut, yakni filsafat ibarat seorang marinir di garis terdepan pertempuran dengan misi menaklukkan sebuah pulau. Ketika pulau tersebut berhasil takluk, kemudian masuk batalyon infanteri untuk memperkuat basis di pulau tersebut, dan si  marinir penakluk kembali melanjutkan misi menaklukkan pulau-pulau lain, yang masih diselimuti kabut keingintahuan.

17/05/12

Teka Teki Silat : Hiburan Pikiran Mahasiswa Filsafat


Beni Satryo

BPMF - Mahasiswa Filsafat adalah mahasiswa yang tidak pernah berhenti untuk berpikir. Mereka dituntut untuk terus memikirkan banyak hal. Mulai dari persoalan ketuhanan, jati diri, moral, alam semesta, masyarakat, hingga stabilitas politik nasional. Tak heran ada beberapa mahasiswa Filsafat yang merasa pilihannya untuk menempuh gelar sarjana di fakultas ini salah sasaran. Namun, bagi mereka yang memang gemar berpikir, fakultas mini ini adalah surga bagi mereka.

Geliat Positif Media Internal BKM Fakultas Filsafat


Beni Satryo

BPMF – Beberapa media internal BKM yang ada di lingkup Fakultas Filsafat UGM kembali menggeliat. Sebelumnya, media-media internal ini timbul tenggelam dan terseok-seok dalam proses penerbitannya. ReMed misalnya, media milik FSB Retorika ini terbit pertama pada medio 2009, dan belum ada terbitan lagi selain itu. Hal serupa dialami oleh Jahe, media milik Mapajara Panta Rhei yang terakhir terbit pada medio 2010.  Sempat santer juga terdengar wacana-wacana untuk membuat media alternatif, yang membahas soal musik, namun hingga sekarang tak pernah terdengar lagi. 

Namun, memasuki pertengahan tahun 2012 ini, beberapa BKM mulai mewacanakan kembali perlunya membangun media internal BKM sebagai sebuah wacana alternatif. Maksudnya, wacana-wacana yang berkembang di setiap BKM perlu diangkat ke permukaan, sehingga menciptakan suatu proses dialektika menuju perkembangan BKM itu sendiri. Jahe misalnya, sebagai langkah awal, mulai dilakukan proses regenerasi dan transfer of knowledge. Begitu pun dengan ReMed, yang mulai membangun lagi semangatnya yang sempat padam. Selain itu, KMF (Keluarga Muslim Filsafat) juga mengadakan Kelas Menulis Sore, bekerja sama dengan BPMF-Pijar, sebagai upaya pembelajaran dan pelatihan kepenulisan. 

Semoga geliat positif ini bisa menghasilkan sesuatu yang konkret. Bukankah akan sangat membahagiakan, bila dalam satu kampus yang mini, terdapat banyak sekali media dengan wacana yang beragam.